Kamis, 03 Maret 2011

Music

Pub atau lazim dikenal kelab malam merupakan salah satu ajang musisi baru unjuk gigi dengan karyanya maupun sekadar membawakan cover version dari musisi mancanegara dan menjadi kelompok musik home session untuk temporal.
Tapi siapa nyana, banyak musisi bertalenta karena gemblengan tampil langsung di atas panggung sebuah kelab malam banyak bermunculan ke blantika musik populer.
Ada Peterpan, kelompok musik pop romantis asal Bandung yang terilhami penyair seperti Kahlil Gibran, pada awal kemunculannya diproyeksikan hanya sebagai hobi waktu luang mencari uang sampingan.
Begitu juga dengan Stefani Joanne Angelina Germanotta, sosok talenta muda kelahiran 28 Maret 1986 yang sedang merajai tangga nada semacam Billboard akhir-akhir ini. Nama bekennya Lady Gaga, musisi yang bermula manggung di kelab malam kawasan Lower East Side, New York, Amerika pada awal 2003.
Berkat kegigihannya dan make up yang bombastis membawa sosok yang berusia duapuluhan ini menjadi ikon populer musik dunia. Dengan single-single dari album The Fame (rilis 19 Agustus 2008), Gaga menghibur penikmat musik pop dari Amerika, Kanada, Austria, Jerman, dan Republik Irlandia.
Just Dance dan Poker Face, co-written dan co-produced oleh RedOne, menjadi hits internasional pertama, merajai Billboard Hot 100 di Amerika dan negara lainnya. Sekaligus membawa album dan singlenya menjadi langganan top charts Billboard dan Grammy Award untuk kategori Best Electronic/Dance Album juga Best Dance Recording.
Selain didukung dengan penguasaan teknik bermusik pada spesialisasi piano sejak umur empat tahun, glamoritas Gaga yang mengingatkan kita pada sosok budaya pop dan diva dunia seperti Marilyn Monroe dan Madonna ini menjadikannya semakin cepat merembes ke benak khalayak, terutama kaum hawa.
Ditambah fashion statement-nya yang selalu menyegarkan sehingga menjadi acuan perkembangan berbusana tersendiri. Penampilan dalam balutan busana yang sesuai dengan tema lagu menyempurnakan talenta bermusik sosok muda ini.
Tidak hanya dalam penampilan langsung, pengambaran citra Gaga sebagai pionir generasi baru musik dan budaya populer dunia diabadikan melalui berbagai rekaman visual video klip lagu-lagunya.
Dari David Bowie dan kelompok musik legendaris Queen, sosok muda Lady Gaga mendapatkan banyak inspirasi, musik, busana, dan nama panggung.
"Saya mengagumi Freddie Mercury, dan Queen mempunyai sebuah hits bernama Radio Ga Ga. Itulah kenapa saya menyukai nama tersebut. Freddie itu unik. Salah satu kepribadian terbesar dalam sejarah perkembangan musik pop," ujar Gaga mengenai adal nama panggung dan musisi idolanya.
Tidak berhenti dengan popularitas yang dikenalkan lewat album The Fame saja, selanjutnya Gaga mengeluarkan album kembali dalam bentuk repackage, The Fame Monster pada 2009 yang diperpanjang dengan rangkaian tur The Monster Ball sepanjang tahun tersebut. Dengan lagu andalan Bad Romance publik semakin mengenal Lady Gaga yang kini aktif memperjuangkan kesetaraan hak bagi kaum gay dan lesbian.
Penampilan Gaga yang eksentrik dan menarik selalu menjadi perhatian media internasional dan menghiasi berbagai artikel musik. seperti majalah Time pada Mei 2010 mendaulat Gaga sebagai orang yang paling berpengaruh di dunia dalam peringkat tahunan bertajuk Time 100.
Begitu juga pada Juni 2010, Forbes menempatkan Gaga sebagai selebritas yang paling berpengaruh di dunia di peringkat keempat dari seratus orang dan menempati peringkat kedua sebagai musisi yang berpengaruh di dunia. 
Pada Oktober 2010 Forbes menempatkan Gaga pada posisi ketujuh dalam peringkat seratus wanita yang paling berpengaruh di dunia.
Sampai Agustus 2010, kehadiran dua album Gaga mampu terjual sampai 15 juta kopi dan 51 juta single di seluruh dunia. Prestasi ini pun membawa Gaga pada posisi ketiga sebagai artis berpengaruh pada dekade 2000-2010 versi Billboard.
Bisa diprediksikan betapa menyesalnya Def Jam Recordings sebagai perusahaan rekaman pertama yang mengontraknya hanya tiga bulan, ketika melihat prestasi Lady Gaga kini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar